RSS

Reward dan Punishment dalam Mendidik Anak


Dalam psikologi pendidikan untuk mendidik dapat menumbuhkan motivasi belajar pada Anak maka sebagai orang tua,Anda bisa dengan cara memberikan reward dan punishment yang bersifat educatif "mendidik" untuk anak Anda
Saya mendapatkan ilmu ini setelah mengikuti kuliah Psikologi Pendidikan. Saya menjadi tahu bagaimana cara mendidik anak dengan baik. Perlu adanya rewarddan punishment dalam mendidik anak untuk menjadi lebih bagaimana. Apa reward dan punishment yang bersifat educatif yang tidak membuat anak tertekan dan justru bisa membuat anak berkembang?

1. Reward (memberikan hadiah kepada anak jika anak mencapai sesuatu yang diharapkan)
   - Hadiah yang diberikan sebagai motivasi anak sekolah dalam belajar haruslah hadiah yang memang anak-anak sedang senangi atau sedang diinginkan. Orang tua harus cermat dalam memilih hadiah untuk prestasi yang telah anak Anda capai. Dalam memilih hadiah untuk memacu prestasi anak, hendaknya orang tua beracuan pada beberapa hal, diantaranya:
  1.  Apa yang menjadi hobi anak-anak
  2. Apa yang menjadi tren dikalangan anak-anak. Pilihlah tren-tren yang tidak membuat anak malas
  3. Pilihlah hadiah yang dapat sekaligus sebagai media belajar untuk anak diluar pelajaran sekolah
  4. Berikan hadiah sesuai perkembangan zaman yang dialami anak, agar anak tidak menjadi anak tertinggal
Dalam hal ini sebaiknya hadiah yang diberikan tidak berupa materi dengan harga mahal yang tidak sesuai dengan kebutuhan Anda dan keadaan ekonomi Anda.. Karena jika kita (orang tua) memberikan materi maka makin lama makin meningkat nilai materinya dan jika itu pada suatu saat tidak terpenuhi bisa menjadi media anak untuk mengancam orang tua, menjadikan anak malas, manja, semena - mena dan paling parah dalah bunuh diri ketika keinginannya tidak tercapai.
Contoh reward yang dianjurkan : Support secara educatif dan kegiatan bersama keluarga.
Ketika si anak mendapat nilai 100 dalam semua ujian maka anak perlu diberi pujian dan motivasi/support untuk tetap bisa mempertahankan prestasinya. Sebagai hadiah bisa juga mengajaknya jalan - jalan bersama keluaga, misalnya tamasya ke kebun binatang, piknik, makan di restorant,dll. Asalkan jangan selalu memberikan hadiah materi ketika anak mencapai kesuksesannya, misalnya HP, Laptop, pada usia yang dia belum memerlukannya, karena bisa berbahaya untuk anak tersebut. 

2. Punisment (memberikan hukuman yang bersifat educatif "mendidik" pada anak agar tidak menulangi kesalahannya)
- Dalam hal ini ketika anak melakukan kesalahan maka jangan langsung dimarahi, karena hal ini bisa menyebakan anak tertekan, secara pikologis. Oleh sebab itu berilah pengertiandan menasehati anak dengan baik ketika anak melakukan kesalahan itu dengan tutur kata yang lembut, meskipun Anda sebagai orang tua merasa kesal, karena anak Anda juga masih dalam tahap perkembangan sehingga si anak masih dalam tahap belajar. Jika dimarahi terus, bisa membuat perkembangan psikis anak jadi tidak optimal.
Contohnya : Ketika anak Anda memecahkan gelas milik ayahnya. Maka sebagai ibu yang baik jangan langsung memarai dan menyalahkannya. karena itu bisa menyebabkan anak takut dan tertekan. Apalagi Anda mengancam anak dan berkata kasar  "Kamu itu bodoh, kok bisa - bisanya memecahkan gelas Ayah, nanti kalau ayah marah gmn?Biar nanti kamu pasti dicubit ayah (sambil memukuli anak)". Hal seperti ini bisa menyebabkan ketakutan pada anak apalagi ketika ayahnya pulang dan memarahinya, itu bisa menyebabkan kekecewaan, ketakutan, dan bisa mengganggu perkembangan psikis anak, sehingga mungkin anak bisa tumbuh menjai anak yang pendiam, takut pada orang tua, dan tidak kreatif karena takut yang dia lakukan itu salah. 



Sebaiknya cara memberi hukuman sebagai ibu yang baik maka Anda bisa dengan cara ketika tahu anak Anda memecahkan gelas, dekati anak Anda dan tanyakan peristiwa apa yang terjadi dan bagaimana bisa terjadi dengan kata - kata halus. Ketika si anak tidak mau menjawab, jangan dimarahi. Sebagai hukuman, suruhlah anak Anda mengambil sapu dan cikrak untuk membersihkan pecahan gelas tadi. Setelah si Anak mengambilkan, Anda sebagai ibu yang membersihkan. Karena pecahan gelas ini berbahaya, apalagi anak Anda masih kecil. Ketika semua sudah bersih maka ajaklah anak Anda berbicara,,nasehati dia dengan tutur kata yang baik dan menyuruh anak untuk meminta maaf pada ayahnya sebagai pertanggungjawaban dan hukuman atas kesalahannya. Dan si ayah jangan memarahi tetapi menasehati aga si anak tidak mengulangi kesalahnnya lagi. Ini lebih baik, karena anak menjadi tahu apa kesalahannya dan dia menjadi tahu bagaimana cara menyelesaikan ketika dia berbuat salah..



note : Jangan berkata kasar atau berkata - kata buruk pada anak Anda, misal anak Anda itu bodoh, jelek, nakal, dll. Karena walaupun si Anak pada saat itu tidak yahu maksud dari perkataan Anda, tetapi suatu hari nanti pada saat remaja, mungkin anak Anda akan menjadi seperti yang Anda katakan. Hal ini disebabkan anak kecil itu meskipun tidak tahu maksud apa yang Anda kataka tetapi kata - kata tersebut ditabungnya di dalam alam bawah sadarnya. Ketika dia sudah remaja dan tau maksud kata - kata, mungkin saja akan muncul kata - kata yang Anda ucapkan dulu ketika anak Anda masih kecil. Jadi jangan aneh jika seandainya pada saat kecil anak Anda itu cerdas, tetapi karena Anda sering berkata bahwa anak Anda bodoh ketika salah atau tidak bisa melakukan sesuatu, maka pada saat remaja bisa jadi anak Anda menjadi bodoh. 
Hati - hati dengan perkataan Anda di depan anak Anda. Berkatalah pada anak Anda bahwa dia itu pintar, cakap, cerdas, baik, taat beragama, cantik/cake, berani maka suatu saat mungkin saat remaja anak Anda akan menjadi anak yang seperti Anda katakan tadi. Tentu saja dengan pola asuh dan lingkungan yang mendukung. 
    


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar